Biloksion dari suatu atom (monoatom) sama dengan muatan ionnya. Contoh : Biloks SΒ²β» = -2. Bilangan oksidasi fluor (F) dalam senyawa selalu -1 karena fluor merupakan unsur yg sangat elektronegatif. Jumlah total Biloks atom-atom dalam ion Poliatom sama dengan muatan ion tersebut. Contoh : bo SOβΒ²β» = -2.
Caralain untuk mendapatkan bilangan oksidasi N diolah dari senyawa ion [C]. KβCrβOβ Bilangan oksidasi K = +1 Bilangan oksidasi O = -2 Bilangan oksidasi Cr misalkan sebagai x 2 (biloks K) + 2 (biloks Cr) + 7 (biloks O) = 0 2 (+1) + 2x + 7 (-2) = 0 2x = 12 x = 6 Diperoleh bilangan oksidasi Cr = +6 Ingat, Cr atau krom termasuk logam unsur transisi
Tentukanbilangan oksidasi tiap atom dari ion-ion berikut a.COβΒ²β» b.Mnoβ»β c. Ociβ» d. CuΒ²βΊ e. SβOβΒ²β» f. CIOβ»β beserta caranya. terimakasih Raihanhasbilla A . COββ»Β² C+2X3=-2 (dari tetapan,biloks O =-2,kecuali superoksida O= β, dan peroksida O = -1) C-6 = -2 C = 4 b. MnOββ» Mn-2x4 = -1 Mn = +7 c. OClβ» -2 + Cl = -1 Cl = +1 d. CuΒ²βΊ Cu = +2 e. SβOβΒ²β»
Bilanganoksidasi adalah banyaknya elektron yang dilepas/diterima dalam pembentukan suatu molekul/ion. Nilai biloks dapat bernilai positif/negatif. Bilangan oksidasi disingkat dengan biloks. Beberapa atom hanya memiliki satu biloks, ada juga yang memiliki lebih dari satu biloks.
Vay Tiα»n TrαΊ£ GΓ³p 24 ThΓ‘ng. Unduh PDF Unduh PDF Dalam kimia, istilah oksidasi dan reduksi merujuk pada reaksi-reaksi di mana sebuah atom atau sekumpulan atom, berurutan, kehilangan atau mendapat elektron. Bilangan oksidasi adalah bilangan yang ditetapkan pada atom atau sekumpulan atom yang membantu ahli kimia melacak banyaknya elektron yang tersedia untuk transfer dan jika reaktan yang diberikan teroksidasi atau tereduksi dalam sebuah rekasi. Proses penetapan bilangan oksidasi pada atom dapat beragam dari yang sangat mudah hingga yang cukup rumit, berdasarkan muatan dalam atom dan komposisi kimia dari molekul penyusunnya. Untuk membuat semuanya lebih rumit, beberapa atom memiliki lebih dari satu bilangan oksidasi. Untungnya, penetapan bilangan oksidasi dilakukan dengan peraturan yang jelas dan mudah untuk diikuti, meskipun pengetahuan kimia dasar dan aljabar akan membuat penjelasan peraturan ini jauh lebih mudah. 1 Tentukan jika zat-zat dalam pertanyaan adalah unsur. Atom unsur bebas selalu memiliki bilangan oksidasi 0. Hal ini berlaku untuk atom-atom yang bentuk unsurnya terdiri dari atom tunggal, maupun atom-atom yang bentuk unsurnya diatomik atau poliatomik. Misalnya, baik Als maupun Cl2 memiliki bilangan oksidasi 0 karena keduanya merupakan bentuk unsur yang tidak terikat dengan unsur lain. Perhatikan bahwa bentuk unsur Belerang, S8, atau oktasulfur, meskipun tidak normal, juga memiliki bilangan oksidasi 0. 2 Tentukan jika zat-zat dalam pertanyaan adalah ion. Ion memiliki bilangan oksidasi yang sama dengan muatannya. Hal ini berlaku untuk ion-ion yang tidak terikat dengan unsur-unsur lain, maupun ion-ion yang merupakan bagian dari senyawa ionik. Misalnya, ion Cl- memiliki bilangan oksidasi -1. Ion Cl masih memiliki bilangan oksidasi -1 saat Cl merupakan bagian dari senyawa NaCl. Karena ion Na, secara definisi, memiliki muatan +1, kita tahu bahwa ion Cl memiliki muatan -1, sehingga bilangan oksidasinya tetap -1. 3 Ketahui bahwa ion logam mungkin memiliki beberapa bilangan oksidasi. Banyak unsur-unsur logam memiliki lebih dari satu muatan. Misalnya, logam Besi Fe dapat berupa ion dengan muatan +2 atau +3. [1] Muatan ion logam dan dengan demikian bilangan oksidasinya dapat ditentukan, baik dalam kaitannya dengan muatan atom-atom penyusun lain dalam senyawa, atau, saat ditulis dalam bentuk teks dengan notasi bilangan romawi seperti dalam kalimat, Ion besi III memiliki muatan +3.. Misalnya, ayo periksa senyawa yang mengandung ion logam aluminium. Senyawa AlCl3 memiliki muatan keseluruhan 0. Karena kita tahu bahwa ion Cl- memiliki muatan -1 dan ada 3 ion Cl- dalam senyawa, ion Al pasti memiliki muatan +3 sehingga jumlah muatan keseluruhan semua ion adalah 0. Dengan demikian, bilangan oksidasi Al adalah +3. 4 Tetapkan bilangan oksidasi -2 pada oksigen tanpa perkecualian. Dalam hampir semua kasus, atom oksigen memiliki bilangan oksidasi -2. Ada beberapa perkecualian dalam peraturan ini Saat oksigen berada dalam bentuk unsur O2, bilangan oksidasinya adalah 0, karena ini adalah peraturan untuk semua atom unsur. Saat oksigen merupakan bagian dari peroksida, bilangan oksidasinya adalah -1. Peroksida adalah kelas senyawa yang mengandung ikatan tunggal oksigen-oksigen atau anion peroksida O2-2. Misalnya, dalam molekul H2O2 hidrogen peroksida, oksigen memiliki bilangan oksidasi dan muatan -1. Juga, saat oksigen merupakan bagian dari superoksida, bilangan oksidasinya adalah -0,5. Saat oksigen terikat dengan fluor, bilangan oksidasinya adalah +2. Lihat peraturan Fluor di bawah ini untuk informasi lebih lanjut. Dalam O2F2, bilangan oksidasinya adalah +1. 5 Tetapkan bilangan oksidasi +1 untuk hidrogen tanpa perkecualian. Seperti oksigen, bilangan oksidasi hidrogen termasuk kasus khusus. Pada umumnya, Hidrogen memiliki bilangan oksidasi +1 kecuali, seperti di atas, dalam bentuk unsurnya, H2. Akan tetapi, dalam kasus senyawa khusus yang disebut hidrida, hidrogen memiliki bilangan oksidasi -1. Misalnya, dalam H2O, kita tahu bahwa hidrogen memiliki bilangan oksidasi +1 karena oksigen memiliki muatan -2 dan kita perlu membutuhkan muatan 2+1 untuk membuat muatan senyawanya nol. Akan tetapi, dalam natrium hidrida, NaH, hidrogen memiliki bilangan oksidasi -1 karena muatan ion memiliki muatan +1, dan agar jumlah muatan senyawa sama dengan nol, muatan hidrogen dan dengan demikian bilangan oksidasinya harus sama dengan -1. 6Fluor selalu memiliki bilangan oksidasi -1. Seperti yang ditulis di atas, bilangan oksidasi unsur-unsur tertentu dapat berbeda karena beberapa faktor ion logam, atom oksigen dalam peroksida, dll. Akan tetapi, Fluor, memiliki bilangan oksidasi -1, yang tidak pernah berubah. Hal ini karena fluor adalah unsur paling elektronegatif β dengan kata lain, fluor adalah unsur yang paling tidak mungkin menyerahkan elektron miliknya dan paling mungkin mengambil atom unsur lain. Dengan demikian, muatannya tidak berubah. 7 Buatlah bilangan oksidasi dalam senyawa sama dengan muatan senyawa. Bilangan oksidasi dari semua atom dalam senyawa harus berjumlah sama dengan muatan senyawa. Misalnya, jika sebuah senyawa tidak memiliki muatan, bilangan oksidasi dari setiap atomnya harus berjumlah nol; jika senyawanya adalah ion poliatomik dengan muatan -1, bilangan oksidasinya harus berjumlah -1, dst. Ini adalah cara yang baik untuk memeriksa pekerjaan Anda β jika bilangan oksidasi dalam senyawa tidak berjumlah sama dengan muatan senyawa Anda, Anda tahu bahwa Anda telah menetapkan satu bilangan oksidasi atau lebih yang salah. Iklan 1 Carilah atom-atom tanpa peraturan bilangan oksidasi. Beberapa atom tidak memiliki peraturan khusus tentang bilangan oksidasi. Jika atom Anda tidak muncul dalam peraturan di atas dan Anda tidak yakin besar muatannya misalnya, jika atom merupakan bagian dari senyawa yang lebih besar dan dengan demikian muatan masing-masing tidak ditunjukkan, Anda dapat mencari bilangan oksidasi atom dengan proses eliminasi. Pertama, Anda akan menentukan oksidasi dari semua atom dalam senyawa, kemudian Anda hanya menyelesaikan atom yang belum diketahui berdasarkan muatan total senyawa. Misalnya, dalam senyawa Na2SO4, muatan Belerang S belum diketahui β atom tidak dalam bentuk unsur, sehingga bilangan oksidasinya bukan 0, tetapi hanya itu yang kita ketahui. Ini adalah contoh yang baik untuk cara penentuan bilangan oksidasi aljabar ini. 2 Carilah bilangan oksidasi unsur-unsur lain yang sudah diketahui dalam senyawa. Menggunakan peraturan penetapan bilangan oksidasi, tetapkan bilangan-bilangan oksidasi atom-atom lain dalam senyawa. Hati-hati untuk kasus khusus seperti O, H, dll. Dalam Na2SO4, kita tahu bahwa, berdasarkan peraturan kita, ion Na memiliki muatan dan dengan demikian bilangan oksidasinya +1 dan atom oksigen memiliki bilangan oksidasi -2. 3 Kalikan banyaknya atom dengan bilangan oksidasinya. Sekarang, karena kita mengetahui bilangan oksidasi dari semua atom kita kecuali yang belum diketahui, kita harus mempertimbangkan fakta bahwa beberapa atom-atom ini mungkin muncul lebih dari sekali. Kalikan setiap koefisien bilangan setiap atom ditulis kecil di bawah setelah simbol kimia atom dalam senyawa dengan bilangan oksidasinya. Dalam Na2SO4, kita tahu bahwa ada 2 atom Na dan 4 atom O. Kita akan mengalikan 2 Γ +1, bilangan oksidasi Na, untuk mendapatkan jawaban 2, dan kita akan mengalikan 4 Γ -2 , bilangan oksidasi O, untuk mendapatkan jawaban -8. 4 Jumlahkan hasilnya. Menjumlahkan hasil dari perkalian Anda akan menghasilkan bilangan oksidasi senyawa tanpa menghitung bilangan oksidasi dari atom Anda yang belum diketahui bilangannya. Dalam contoh Na2SO4 kita, kita akan menjumlahkan 2 dengan -8 untuk mendapatkan -6. 5 Hitunglah bilangan oksidasi yang belum diketahui berdasarkan muatan senyawa. Sekarang, Anda memiliki semua yang Anda butuhkan untuk mencari bilangan oksidasi yang belum diketahui menggunakan aljabar sederhana. Buatlah persamaan jawaban Anda dalam langkah sebelumnya, ditambah dengan bilangan oksidasi yang belum diketahui sama dengan muatan keseluruhan senyawa. Dengan kata lain Jumlah bilangan oksidasi yang diketahui + bilangan oksidasi yang belum diketahui, yang dicari = muatan senyawa.Dalam contoh Na2SO4 kita, kita akan menyelesaikannya sebagai berikut Jumlah bilangan oksidasi yang diketahui + bilangan oksidasi yang belum diketahui, yang dicari = muatan senyawa -6 + S = 0 S = 0 + 6 S = 6. S memiliki bilangan oksidasi 6 dalam Na2SO4. Iklan Atom-atom dalam bentuk unsur selalu memiliki bilangan oksidasi 0. Ion monoatomik memiliki bilangan oksidasi setara dengan muatannya. Logam 1A dalam bentuk unsur, seperti hidrogen, litium, dan natrium, memiliki bilangan oksidasi +1; logam 2A dalam bentuk unsur, seperti magnesium dan kalsium, memiliki bilangan oksidasi +2. Baik hidrogen dan oksigen memiliki dua bilangan oksidasi berbeda yang mungkin bergantung pada ikatannya. Dalam senyawa, jumlah semua bilangan oksidasinya harus sama dengan 0. Jika ada ion yang memiliki 2 atom, misalnya, jumlah bilangan oksidasinya harus sama dengan muatan ionnya. Sangat membantu untuk mengetahui cara membaca tabel periodik unsur dan letak logam dan non logam. Iklan Hal yang Anda Butuhkan Tabel periodik unsur Akses internet, buku paket kimia, atau keduanya Kertas, pena atau pensil Kalkulator Tentang wikiHow ini Halaman ini telah diakses sebanyak kali. Apakah artikel ini membantu Anda?
Reaksi redoks merupakan reaksi yang melibatkan reaksi reduksi dan reaksi oksidasi. Pengertian reaksi oksidasi dan reaksi reduksi berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu kimia. Reaksi reduksi dan reaksi oksidasi banyak terjadi dalam kehidupan sehari-hari, misalnya reaksi pembakaran, pembuatan cuka dari alkohol, peristiwa pemecahan glukosa di dalam tubuh, perkaratan besi, dan lain-lainnya. Pengertian Reaksi Redoks Pada awalnya konsep reduksi dan oksidasi redoks terbatas pada reaksi yang melibatkan pelepasan dan pengikatan oksigen. Reaksi okseidasi merupakan reaksi pengikatan oksigen oleh suatu zat. Contoh Cs + O2g β CO2g H2g + O2g β H2Ol 2Cus + O2g β 2CuOs Reaksi reduksi merupakan reaksi pelepasan oksigen oleh suatu zat. Contoh HgOs β Hgl + O2g FeOs + COg β Fes + CO2g Tinjauan reaksi reduksi dan oksidasi berdasarkan pengikatan dan pelepasan oksigen ternyata kurang universal luas karena reaksi kimia tidak hanya melibatkan oksigen saja. Misalnya, reaksi kimia antara gas klorin dan logam natrium membentuk natrium klorida. Nas + Β½Cl2g β NaCls Konsep reaksi reduksi dan oksidasi selanjutnya dijelaskan dengan menggunakan konsep perpindahan transfer elektron. Oksidasi adalah reaksi pelepasan elektron, sedangkan reduksi adalah reaksi pengikatan elektron. Dengan menggunakan konsep tersebut, maka dapat dijelaskan terjadinya reaksi oksidasi dan reaksi reduksi pada reaksi antara gas klorin dengan logam natrium sebagai berikut. Nas + Β½ Cl2g β NaCls Dalam reaksi itu terdapat 2 peristiwa, yaitu Nas β NA+s + e-β¦β¦β¦ oksidasi Β½ Cl2 + e-β Cl-β¦β¦β¦ reduksi Berdasrkan konsep tersebut dapat dinyatakan bahwa peristiwa reaksi oksidasi reduksi terjadi secara bersamaan. Reaksi transfer elektron terjadi pada senyawa-senyawa yang berikatan ion. Ion positif terbentuk karena suatu atom melepas elektronnya, sedangkan ion negatif terbentuk karena suatu atom mengikat elektron. Oleh karena itu, konsep reaksi redoks yang didasrkan pada perpindahan transfer elektron cukup memuaskan untuk menjelaskan reaksi-reaksi pembentukkan senyawa ion. Bilangan Oksidasi dan Reaksi Redoks Konsep reaksi redoks yang lebih universal untuk menjelaskan reaksi yang melibatkan senyawa kovalen adalah konsep reaksi redoks berdasarkan perubahan bilangan oksidasi. Reaksi redoks yang sukar dijelaskan dengan konsep oksigen dan konsep elektron dapat dengan mudah dijelaskan menggunakan konsep bilangan oksidai. Bilangan oksidasi Bilangan oksidasi atau tingkat oksidasi suatu unsur merupakan bilangan bulat positif atau negatif yang diberikan kepada suatu unsur dalam membentuk senyawa. Bilangan oksidasi suatu unsur ditentukan dengan memeperhatikan hal-hal berikut. a Senyawa ion
Tahukah kamu kalau bilangan ternyata tidak hanya ada di mata pelajaran Matematika saja, lho? Dalam mata pelajaran Kimia juga ada bilangan yang disebut bilangan oksidasi atau dikenal juga dengan nama biloks. Bilangan oksidasi atau biloks adalah angka atau bilangan yang menyatakan banyaknya elektron yang dilepaskan atau diterima suatu atom dalam pembentukan suatu senyawa. Untuk menentukan bilangan oksidasi ini tidak boleh sembarangan karena ada beberapa aturan yang harus diikuti. Apa saja aturan dalam menentukan bilangan oksidasi? Artikel ini akan membahas dengan lebih detail mengenai bilangan oksidasi. Maka dari itu, simak terus artikel ini sampai habis, ya. Apa Itu Bilangan Oksidasi? Bilangan oksidasi adalah angka atau bilangan yang menyatakan banyaknya elektron yang dilepaskan atau diterima suatu atom dalam pembentukan suatu senyawa. Bilangan ini diberi tanda positif + apabila suatu atom melepaskan elektron dan diberi tanda negatif - apabila suatu atom menerima elektron. Misalnya, senyawa NaCl yang terbentuk dari atom Na dan Cl yang berikatan secara ionik. Na melepaskan atau memberikan elektron pada Cl sehingga berubah menjadi ion Na+. Sementara Cl menerima atau menyerap elektron dari Na sehingga berubah menjadi ion Clβ. Jika contoh perpindahan elektron pada senyawa NaCl ini dapat dituliskan ke dalam sebuah persamaan, maka akan terlihat seperti ini Na β Na+ + eβ Cl + eβ β Clβ ________________ Na + Cl β Na+ + Clβ Dari penjelasan di atas, mungkin membuat kamu bertanya-tanya mengapa elektron suka berpindah-pindah. Nah, perpindahan elektron ini sebenarnya cara agar atom dapat mencapai kestabilan. Ingat, suatu atom dikatakan stabil apabila elektron valensinya elektron pada kulit terluar atom sudah memenuhi kaidah oktet delapan atau duplet dua atau sesuai dengan konfigurasi elektron unsur gas mulia, seperti He dan Ne. Dalam menentukan bilangan oksidasi tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Ada beberapa aturan yang harus diperhatikan. Aturan dalam Menentukan Bilangan Oksidasi Aturan menentukan bilangan oksidasi ini bertujuan untuk memudahkan kita dalam penentuan bilangan oksidasi atom dalam berbagai senyawa yang dibentuknya. Berikut aturan-aturan untuk menentukan biloks. 1. Bilangan oksidasi unsur bebas adalah 0 nol Unsur bebas adalah unsur-unsur yang tidak stabil dan tidak berikatan kimia dengan unsur lain. Contohnya, Na, H2, N2, Br2, Be, K, O2, dan P4. Kedelapan unsur tersebut memiliki bilangan oksidasi nol. 2. Bilangan oksidasi ion monoatomik sama dengan muatannya Ion monoatomik adalah ion yang hanya terdiri dari satu atom saja. Setiap ion monoatomik ini bilangan oksidasinya sama dengan muatannya. Contoh Bilangan oksidasi pada Li+, Na+, K+,dan Ag+ adalah +1. Bilangan oksidasi pada Mg2+, Ca2+, Cu2+, dan Fe2+, adalah +2. Bilangan oksidasi pada Fβ, Clβ, Brβ, dan Iβ, adalah -1. Bilangan oksidasi pada O2- dan S2-, adalah -2. 3. Jumlah bilangan oksidasi semua atom unsur yang terdapat dalam dalam sebuah senyawa adalah 0 nol Contoh Senyawa NaCl Pada senyawa NaCl, jumlah bilangan oksidasi Na dan Cl harus sama dengan nol. Adapun bilangan oksidasi Na dalam NaCl adalah +1, sedangkan bilangan oksidasi Cl dalam NaCl adalah -1 sehingga jumlah kedua bilangan oksidasi tersebut sama dengan nol. Senyawa CuO Bilangan oksidasi Cu dalam senyawa CuO adalah +2 dan bilangan oksidasi O dalam senyawa CuO adalah -2 sehingga jumlahnya adalah nol. 4. Bilangan oksidasi atom-atom pembentuk ion poliatomik sama dengan muatannya Ion poliatomik adalah ion yang terbentuk dari dua atau lebih atom-atom yang terikat bersama dan membentuk ion, baik ion positif kation maupun ion negatif anion. Misalnya, OHβ ion hidroksida, SO42β ion sulfat, dan NH+4 ion amonium. Bilangan oksidasi atom-atom yang membentuk ion poliatomik ini sama dengan muatannya. Contoh Pada ion OHβ, bilangan oksidasi O ditambah dengan bilangan oksidasi H = -1. Pada ion SO42β, bilangan oksidasi S ditambah dengan 4 kali bilangan oksidasi O = -2. Pada ion NH+4, bilangan oksidasi N ditambah dengan 4 kali bilangan oksidasi H = +1. 5. Bilangan oksidasi unsur-unsur golongan alkali IA dalam berbagai senyawa yang dibentuknya adalah +1 Contoh Bilangan oksidasi Na dalam NaCl, NaOH, Na2CO3, Na3PO4, dan semua senyawa Na adalah +1. Bilangan oksidasi Li, K, Rb, Ca, Fr dalam semua senyawanya adalah +1. 6. Bilangan oksidasi unsur-unsur golongan alkali tanah IIA dalam berbagai senyawa yang dibentuknya adalah +2 Contoh, unsur Mg, Ca, Sr, Ba dalam semua senyawanya memiliki biloks +2. 7. Bilangan oksidasi atom Hidrogen H dalam senyawa adalah +1 Bilangan oksidasi atom Hidrogen H dalam senyawa adalah +1, kecuali senyawa-senyawa hidrida logam alkali golongan IA dan alkali tanah golongan IIA. Contoh Bilangan oksidasi H dalam senyawa H2O, HCl, HF, H2SO4, HNO3, NH3, dan CH4 adalah +1. Bilangan oksidasi H dalam senyawa KH, NaH, MgH2, dan CaH2 adalah -1. 8. Bilangan oksidasi oksigen dalam senyawanya adalah -2 Bilangan oksidasi oksigen dalam senyawanya adalah -2, kecuali dalam senyawa peroksida dan OF2. Contoh Bilangan oksidasi O dalam H2O, CO2, SO2, H2SO4,dan KClO3 adalah -2 senyawa oksigen. Bilangan oksidasi O dalam H2O2,Na2O2, dan BaO2 adalah -1 senyawa peroksida. Bilangan oksidasi O dalam senyawa OF2 adalah +2. Pengecualian dalam Aturan Menentukan Bilangan Oksidasi Berikut adalah beberapa pengecualian dalam aturan menentukan bilangan oksidasi. Dalam F2O, bilangan oksidasi O adalah +2. Dalam KO2, bilangan oksidasi O adalah -Β½ . Dalam peroksida H2O2,Na2O2, dan BaO2, bilangan oksidasi O adalah -1. Dalam hidrida logam NaH, CaH2, dan AlH3, bilangan oksidasi H adalah -1. Contoh Soal Agar kamu semakin paham dalam menentukan bilangan oksidasi, yuk perhatikan beberapa contoh beserta pembahasannya berikut ini. Contoh 1 Tentukan bilangan oksidasi P dalam ion PO43-! Pembahasan Ingat, pada aturan 2 dan 4 disebutkan bahwa bilangan oksidasi atom-atom pembentuk ion monoatomik maupun poliatomik adalah sama dengan muatannya. Artinya, biloks ion PO43- adalah -3. Oksigen memiliki biloks -2. Kita misalkan biloks P = x biloks ion PO43- = 1 x biloks P + 4 x biloks O -3 = 1 x x + 4 x -2 -3 = x + -8 -x = -8 + 3 -x = β 5 x = +5 Jadi, biloks unsur P adalah +5. Contoh 2 Tentukan bilangan oksidasi unsur-unsur penyusun senyawa NaClO3! Pembahasan Sesuai dengan aturan 2, biloks Na adalah +1. Sementara O memiliki biloks -2. Dari ketiga unsur penyusun senyawa NaClO3, hanya unsur Cl yang belum diketahui biloksnya. Maka, untuk mengetahui biloks unsur Cl, kamu bisa memanfaatkan unsur-unsur yang sudah diketahui biloksnya. 1 x biloks Na + 1 x biloks Cl + 3 x biloks 2 = 0 +1 + biloks Cl + 3 x -2 = 0 +1 + biloks Cl + -6 = 0 biloks Cl = 6 β 1 biloks Cl = +5 Jadi, bilangan unsur Na, Cl, dan O dalam NaClO3 adalah +1, +5, dan -2. Quipperian, demikian pembahasan mengenai bilangan oksidasi dalam mata pelajaran Kimia. Semoga membantu!
Dalam artikel sebelumnya telah dijelaskan mengenai perkembangan konsep reaksi redoks reduksi-oksidasi, salah satunya adalah reaksi kenaikan dan penurunan bilangan oksidasi. Apa yang dimaksud dengan bilangan oksidasi dan bagaimana cara kita menentukannya? Pengertian Bilangan Oksidasi Bilangan oksidasi adalah suatu bilangan yang menunjukkan ukuran kemampuan suatu atom untuk melepas atau menangkap elektron dalam pembentukan suatu senyawa. Nilai bilangan oksidasi menunjukkan banyaknya elektron yang dilepas atau ditangkap, sehingga bilangan oksidasi dapat bertanda positif maupun negatif. Aturan Penentuan Bilangan Oksidasi Unsur Kita dapat menentukan besarnya bilangan oksidasi suatu unsur dalam senyawa dengan mengikuti aturan berikut ini. 1. Unsur bebas misalnya H2, O2, N2, Fe, dan Cu mempunyai bilangan oksidasi = 0. Contoh β Bilangan oksidasi H dalam H2 adalah 0. β Bilangan oksidasi Fe dalam Fe adalah 0. 2. Umumnya unsur H mempunyai bilangan oksidasi = +1, kecuali dalam senyawa hidrida, bilangan oksidasi H = β1. Contoh β Bilangan oksidasi H dalam H2O, HCl, dan NH3 adalah +1 β Bilangan oksidasi H dalam LiH, NaH, dan CaH2 adalah β1. 3. Umumnya unsur O mempunyai bilangan oksidasi = β2, kecuali dalam senyawa peroksida, bilangan oksidasi O = β1. Contoh β Bilangan oksidasi O dalam H2O, CaO, dan Na2O adalah β2. β Bilangan oksidasi O dalam H2O2, Na2O2 adalah β1. 4. Unsur F selalu mempunyai bilangan oksidasi = β1. 5. Unsur logam mempunyai bilangan oksidasi selalu bertanda positif. Contoh β Golongan IA logam alkali Li, Na, K, Rb, dan Cs bilangan oksidasinya = +1. β Golongan IIA logam alkali tanah Be, Mg, Ca, Sr, dan Ba bilangan oksidasinya = +2. 6. Bilangan oksidasi ion tunggal = muatannya. Contoh Bilangan oksidasi Fe dalam ion Fe2+ adalah +2. 7. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur dalam senyawa = 0. Contoh Dalam senyawa H2CO3 berlaku 2 biloks H + 1 biloks C + 3 biloks O = 0. 8. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur dalam ion poliatom = muatan ion. Contoh Dalam ion NH4+ berlaku 1 biloks N + 4 biloks H = +1. Contoh Soal dan Pembahasan 1. Tentukan bilangan oksidasi S dalam SO3! Jawab Jumlah bilangan oksidasi SO3 = 0 Jumlah bilangan oksidasi O = -2 Maka β S + 3 Γ O = 0 β S + 3 Γ -2 = 0 β S + -6 = 0 β S = 0 + 6 β S = 6 Jadi, bilangan oksidasi S dalam SO3 adalah 6. 2. Tentukan bilangan oksidasi S dalam SO2! Jawab Jumlah bilangan oksidasi SO2 = 0 Jumlah bilangan oksidasi O = -2 Maka β S + 2 Γ O = 0 β S + 2 Γ -2 = 0 β S + -4 = 0 β S = 0 + 4 β S = 4 Jadi, bilangan oksidasi S dalam SO2 adalah 4. 3. Tentukan biloks F dalam FeO! Jawab Jumlah bilangan oksidasi FeO = 0 Jumlah bilangan oksidasi O = -2 Maka β F + 1 Γ O = 0 β F + 1 Γ -2 = 0 β F + -2 = 0 β F = 0 + 2 β F = 2 Jadi, bilangan oksidasi F adalam FeO adalah 2. 4. Tentukan bilangan oksidasi Fe dalam Fe2O3! Jawab Jumlah bilangan oksidasi Fe2O3 = 0 Jumlah bilangan oksidasi O = -2 Maka β 2 Γ F + 3 Γ O = 0 β 2 Γ F + 3 Γ -2 = 0 β 2 Γ F + -6 = 0 β 2 Γ F = 0 + 6 β 2 Γ F = 6 β F = 6/2 β F = 3 Jadi, bilangan oksidasi F adalam Fe2O3 adalah 3. 5. Tentukan biloks N dalam NO2! Jawab Jumlah bilangan oksidasi NO2 = 0 Jumlah bilangan oksidasi O = -2 Maka β N + 2 Γ O = 0 β N + 2 Γ -2 = 0 β N + -4 = 0 β N = +4 Jadi, biloks N dalam NO2 = +4. 6. Tentukan bilangan oksidasi Cl adalam ion ClO3β! Jawab Jumlah bilangan oksidasi ClO3β = β1 Bilangan oksidasi O = -2 Maka β Cl + 3 Γ O = β1 β Cl + 3 Γ -2 = β1 β Cl + -6 = β1 β Cl = β1 + 6 β Cl = 5 Jadi, biloks Cl dalam ClO3β = +5. 7. Tentukan bilangan oksidasi N dalam ion NH4+! Jawab Jumlah bilangan oksidasi NH4+ = +1 Jumlah bilangan oksidasi H = +1 Maka β N + 4 Γ H = 1 β N + 4 Γ 1 = 1 β N + 4 = 1 β N = 1 β 4 β N = β3 Jadi, biloks N dalam NH4+ = β3. 8. Tentukan biloks S dalam ion SO42β! Jawab Jumlah bilangan oksidasi SO42β = β2 Bilangan oksidasi O = β2 Maka β S + 4 Γ O = β2 β S + 4 Γ β2 = β2 β S + β8 = β2 β S = β2 + 8 β S = 6 Jadi, biloks S dalam SO42β = +6. 9. Tentukan bilangan oksidasi O dalam H2O2! Jawab Jumlah bilangan oksidasi H2O2 = 0 Bilangan oksidasi H = +1 Maka β 2 Γ H + 2 Γ O = 0 β 2 Γ 1 + 2 Γ O = 0 β 2 + 2 Γ O = 0 β 2 Γ O = β2 β O = β2/2 β O = β1 Jadi, bilangan oksidasi O dalam H2O2 adalah -1. 10. Tentukan biloks Mn adalam MnO4β! Jawab Jumlah bilangan oksidasi MnO4β = β1 Bilangan oksidasi O = β2 Maka β Mn + 4 Γ O = β1 β Mn + 4 Γ β2 = β1 β Mn + β8 = β1 β Mn = β1 + 8 β Mn = 7 Jadi, biloks Mn dalam ion MnO4β adalah + 7. 11. Tentukan bilangan oksidasi P dalam H3PO4! Jawab Jumlah bilangan oksidasi H3PO4 = 0 Bilangan oksidasi H = +1 Bilangan oksidasi O = -2 Maka β 3 Γ H + P + 4 Γ O = 0 β 3 Γ 1 + P + 4 Γ -2 = 0 β 3 + P + -8 = 0 β P + -5 = 0 β P = 5 Jadi, bilangan oksidasi P dalam H3PO4 adalah +5. 12. Tentukan bilangan oksidasi N dalam HNO3! Jawab Jumlah bilangan oksidasi HNO3 = 0 Bilangan oksidasi H = +1 Bilangan oksidasi O = -2 Maka β H + N + 3 Γ O = 0 β 1 + N + 3 Γ -2 = 0 β 1 + N + -6 = 0 β N + -5 = 0 β N = 5 Jadi, biloks N dalam HNO3 adalah +5. 13. Tentukan bilangan oksidasi atom-atom dalam CaCl2! Jawab Agar lebih mudah, perhatikan reaksi penguraian CaCl2 berikut ini. CaCl2 β Ca2+ + 2Cl- Jadi, muatan ion dalam CaCl2 adalah Ca2+ = 2+ dan Clβ = β1 Karena bilangan oksidasi ion sama dengan jumlah muatannya, maka biloks Ca = +2 dan biloks Cl = β1. 14. Tentukan bilangan oksidasi atom-atom dalam CaCO3! Jawab Agar lebih mudah, perhatikan reaksi penguraian CaCO3 berikut ini. CaCO3 β Ca2+ + CO32β Jadi, muatan ion-ion dalam CaCO3 adalah Ca2+ = 2+ dan CO32β = 2β Biloks Ca = +2 Biloks total ion CO32β = β2 Biloks O dalam CO32β = β2 Biloks C dalam CO32β adalah sebagai berikut. β C + 3 Γ O = β2 β C + 3 Γ -2 = β2 β C + -6 = β2 β C = β2 + 6 β C = 4 Dengan demikian, bilangan oksidasi atom-atom dalam CaCO3 yaitu biloks Ca = +2, biloks C = +4, dan biloks O = -2. 15. Tentukan biloks S dalam Fe2SO33. Jawab Agar lebih mudah, perhatikan reaksi penguraian Fe2SO33 berikut. Fe2SO33s β 2Fe3+aq + 3SO32βaq Jadi, muatan ion dalam Fe2SO33 adalah Fe3+ = 3+ dan SO32β = 2β Biloks Fe = +3 Biloks total ion SO32β = β2 Biloks O dalam SO32β = β2 Biloks S dalam SO32β adalah sebagai berikut. β S + 3 Γ O = β2 β S + 3 Γ -2 = β2 β S + -6 = β2 β S = β2 + 6 β S = 4 Jadi, biloks S dalam SO32β = +4. 16. Tentukan bilangan oksidasi Cl dalam CaClO32! Jawab Kita uraikan dahulu senyawa CaClO32 yaitu sebagai berikut. CaClO32 β Ca2+ + ClO3β Dari anion ClO3β diperoleh β Jumlah biloks total ClO3β = -1 β Biloks O = -2 Maka β Cl + 3 Γ O = β1 β Cl + 3 Γ -2 = β1 β Cl + -6 = β1 β Cl = β1 + 6 β Cl = 5 Jadi, biloks Cl dalam CaClO32 adalah +5. 17. Tentukan bilangan oksidasi C dalam H2C2O2! Jawab Jumlah bilangan oksidasi H2C2O2 = 0 Bilangan oksidasi H = +1 Bilangan oksidasi O = -2 Maka β 2 Γ H + 2 Γ C + 2 Γ O = 0 β 2 Γ 1 + 2 Γ C + 2 Γ -2 = 0 β 2 + 2 Γ C + -4 = 0 β 2 Γ C + -2 = 0 β 2 Γ C = 2 β C = 2/2 β C = 1 Jadi, bilangan oksidasi C dalam H2C2O2 adalah +1. 18. Tentukan bilangan oksidasi Cu dan N dalam CuNO22! Jawab Reaksi penguraian CuNO22 adalah sebagai berikut. CuNO22 β Cu2+ + 2NO2β Dari kation Cu2+ maka biloks Cu adalah +2. Dari anion NO2β diperoleh β Jumlah biloks total NO2β = -1 β Biloks O = -2 Maka β N + 2 Γ O = β1 β N + 2 Γ -2 = β1 β N + -4 = β1 β N = β1 + 4 β Cl = 3 Jadi, dalam senyawa CuNO22, biloks Cu = +2 dan biloks N = +3. 19. Tentukan bilangan oksidasi S dalam S2O7! Jawab Jumlah bilangan oksidasi S2O7 = 0 Bilangan oksidasi O = -2 Maka β 2 Γ S + 7 Γ O = 0 β 2 Γ S + 7 Γ -2 = 0 β 2 Γ S + -14 = 0 β 2 Γ S = 14 β S = 14/2 β S = 7 Jadi, bilangan oksidasi S dalam S2O7 adalah +7. 20. Tentukan bilangan oksidasi N dalam NH4NO2! Jawab Reaksi penguraian senyawa NH4NO2 adalah sebagai berikut. NH4NO2 β NH4+ + NO2β Dari kation NH4+ kita peroleh bilangan oksidasi N sebagai berikut. β N + 4 Γ H = 1 β N + 4 Γ 1 = 1 β N + 4 = 1 β N = 1 β 4 β N = β3 Dari anion NO2β kita peroleh bilangan oksidasi N sebagai berikut. β N + 2 Γ O = β1 β N + 2 Γ -2 = β1 β N + -4 = β1 β N = β1 + 4 β N = 3 Jadi, bilangan oksidasi N dalam NH4NO2 adalah +3 dan -3.
Bilangan oksidasi biloks adalah bilangan yang menyatakan elektron yang dilepas atau diterima atom dalam suatu ikatan. Berikut ini merupakan aturan dalam penentuan bilangan oksidasi. Bilangan oksidasi H dalam senyawa = +1 kecuali pada senyawa hidrida Bilangan oksidasi Cl dalam senyawa = -1 kecuali jika berikatan dengan oksigen Total biloks dalam senyawa netral = 0 Berdasarkan aturan tersebut, biloks H pada senyawa tersebut adalah +1 dan biloks Cl adalah -1. Jadi, biloks H dan Cl pada senyawa tersebut berturut-turut adalah +1 dan -1.
tentukan bilangan oksidasi tiap atom dari ion ion berikut